|
Penonton MotoGP berebutan naik bus di eks Bandara Selaparang yang akan membawa mereka ke Sirkuit Mandalika di hari ketiga, Minggu (20/3/2022) |
Minggu (20/3/2022) merupakan puncak pelaksanaan MotoGP di
Pertamina Mandalika International Street Circuit. Begitu juga dengan kepadatan
penonton pada hari ketiga ini jauh lebih padat dibandingkan hari-hari
sebelumnya. Pintu-pintu masuk ke Sirkuit Mandalika juga ramai didatangi
penonton yang ingin menyaksikan langsung aksi para jagoannya secara langsung.
Termasuk di eks Bandara Selaparang Kota Mataram.
Sejak pagi, eks bandara yang berlokasi di Kelurahan Rembiga
Kota Mataram ini ramai didatangi penonton. Pihak panitia awalnya
menyediakan 66 unit bus untuk melayani
penonton yang menuju Parkir Timur (PT) dan Parkir Barat (PB), namun semakin
siang jumlah penonton yang sudah memiliki gelang atau tiket semakin membeludak.
Sementara armada bus yang ada tidak mampu mengangkut penonton yang terus
berdatangan ke eks bandara.
Setiap bus yang datang diserbu penonton yang sudah menunggu
sejak pagi. Mereka khawatir tidak bisa melihat aksi para jagoannya berlaga di
sirkuit kebanggaan Indonesia ini. Sejumlah penonton lokal memilih mengalah
untuk naik bus dan mendahulukan penonton dari luar daerah. Seperti yang
dilakukan Ariyanto dan sejumlah teman-temannya, salah satu penonton asal
Mataram ini lebih memilih mengalah dan naik kendaraan angkutan paling akhir.
‘’Kita nanti saja. Kita dahulukan teman-teman dari luar
daerah ini. Mereka bela-belain datang ke NTB untuk menonton MotoGP dan
mengeluarkan biaya yang tidak sedikit pula,’’ ujar guru di salah satu SMA di
Kota Mataram ini.
Sementara mereka sebagai orang lokal tidak masalah berangkat
paling akhir, karena sudah sering ke Pantai Kuta di Lombok Tengah bagian
selatan dan objek wisata lain di NTB.
Hal serupa juga dilakukan Zulfakar. ASN lingkup Pemprov NTB
ini juga lebih memilih berangkat paling akhir dan mendahulukan penonton dari
luar daerah. Apalagi dirinya sudah menonton pada hari kedua, Sabtu (19/3) dan
merasakan atmosfer pertandingan. ‘’Saya sebenarnya sudah menonton Sabtu
kemarin. Tapi karena teman-teman yang mengajak, saya ikut teman-teman. Soalnya,
atmosfer menonton di rumah dan secara langsung itu beda,’’ ujarnya.
Antrean tidak dilakukan warga biasa. Sejumlah pejabat
lingkup Pemprov NTB, seperti Asisten III Setda NTB dr. Nurhandini Eka Dewi,
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Zaenal Abidin, Staf Ahli Gubernur,
Sadimin dan Abdul Aziz juga ikut antre bersama ratusan penonton. Mereka antre di bus yang menuju Parkir Barat.
Cuaca panas tidak menyurutkan mereka untuk antre bersama
penonton dari seluruh Indonesia. Desak-desakan untuk berebutan naik bus yang
akan mengantar mereka ke Sirkuit Mandalika dilakukan.
Menurut Asisten III Setda NTB Nurhandini Eka Dewi, mereka
ingin merasakan antre bersama penonton untuk menonton MotoGP secara langsung.
Selain itu, naik bus yang sudah disiapkan panitia jauh lebih baik dibandingkan
menggunakan kendaraan pribadi atau dinas.
Menurutnya, kondisi kemacetan jalan akan menyebabkan
perjalanan mereka terganggu, sehingga khawatir tidak bisa menikmati aksi para
pembalap di sirkuit. ‘’Ada stiker khusus ke sana, tapi kami khawatir macet.
Jadi lebih baik naik bus yang sudah disiapkan dan merasakan ikut antrean,’’
ujarnya.
Meski demikian, banyak penonton yang terpisah dengan
rombongan. Seperti yang dialami Staf Ahli Gubernur Sadimin yang harus terpisah
dengan rombongan Asisten III Setda NTB. Banyaknya penonton yang berebutan
membuat mereka memilih mengalah dan mendahulukan penonton yang lain.
Hingga jam 12 siang, belum semua penonton di eks bandara
terangkut. Kondisi ini mendapat perhatian khusus dari Kementerian Perhubungan
dan pimpinan Damri Mataram Tukul Erwanto yang turun memantau di lapangan.
Bus-bus yang sebelumnya mengangkut penonton di Pelabuhan Gili Mas, Bangsal,
Pelabuhan Kayangan dikerahkan untuk mengangkut penonton yang masih banyak belum
terangkut.
Setiap bus yang datang,langsung diserbu oleh penonton.
Mereka rela berdesak-desakan naik ke atas bus agar cepat sampai ke sirkuit.
Namun, kapasitas bus mini yang terbatas, terutama jenis Hiace atau Elf belum
mampu mengurai antrean penonton. Salah satu staf Kementerian Perhubungan yang
melakukan pemantauan di lapangan, menjelaskan, membeludaknya jumlah penonton di
hari ketiga, terutama di eks bandara menjadi bahan evaluasi pihaknya ke depan.
Namun, pihaknya sekarang ini sedang memikirkan mengangkut semua penonton,
termasuk mengangkut kembali ke tempat semula.
Setelah perhelatan selesai, ternyata mereka mengalami hal
yang sama. Keluar dari sirkuit dalam waktu bersamaan ternyata tidak mampu
diangkut oleh semua bus. Bagi yang cepat naik bus, mereka cepat sampai tujuan. Namun,
bagi yang terlambat, mereka harus rela menunggu sampai jam 12 malam.
Tak ayal kondisi ini menjadi bahan pembicaraan di media
sosial dan grup WhatsApp. Sebagian besar mengeluhkan tidak siapnya panitia
menyediakan angkutan dalam mengatasi melonjaknya penumpang MotoGP. Apalagi mereka
sampai membayar cukup mahal untuk datang ke Lombok. (Marham)