Be Your Inspiration

Showing posts with label PENDIDIKAN. Show all posts
Showing posts with label PENDIDIKAN. Show all posts

Friday 11 August 2023

Gubernur NTB Resmikan Kawasan Wisata Literasi di Jalan Pemuda Mataram

Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah didampingi Wakil Gubernur NTB Hj. Sitti Rohmi Djalilah, Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando dan Ketua TP PKK NTB Hj. Niken Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah pada peresmian Gedung Layanan Perpustakaan, Jumat 11 Agustus 2023
GEDUNG Layanan Perpustakaan masyarakat di kompleks Bumi Perkemahan Jaka Mandala, jalan Pemuda, Gomong, Mataram diresmikan Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr.  H. Zulkieflimansyah, S.E., MSc., Jumat, 11 Agustus 2023. 

Disebut sebagai kawasan wisata literasi, Gubernur berharap agar gedung layanan ini melengkapi koleksi literasinya dari seluruh dunia. 

"Juga menyediakan bentuk literasi non tradisional buku tapi juga audio visual dan sering sering menggelar seminar seminar literasi", ujarnya.

Ia juga mengapresiasi inovasi yang akan dikembangkan pengelola gedung layanan perpustakaan empat lantai ini dalam meningkatkan literasi masyarakat.

sementara Kepala Perpustakaan Nasional RI Muhammad Syarif Bando mengatakan, pendidikan atau edukasi dan sekolah akademis adalah dua hal berbeda. Melalui literasi, pengetahuan dan teori yang diperoleh dari membaca buku di sekolah dan kampus belum cukup melahirkan sumberdaya manusia yang kompetitif dengan kebutuhan dunia yang dimulai dengan literasi tentang lingkungan sendiri dan tuntutan zaman. 

"Oleh karena itu tantangannya bagaimana meningkatkan kegemaran literasi untuk mengimbangi minat baca yng sudah tinggi melalui inovasi literasi sehingga menghasilkan produk produk yang mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi", jelasnya. 

Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan NTB, H Mahdi mengatakan, gedung empat lantai tersebut telah mulai pelayanan sejak Juli lalu meski lantai tiga dan empat masih belum difungsikan. Sedangkan lantai satu diperuntukkan khusus bagi anak dan lantai dua untuk umum dengan 900 item koleksi literasi. 

"Gedung layanan perpustakaan ini luasnya 3000 m2 berdiri di atas lahan 5000 m2 yang kami sebut kawasan wisata literasi", sebutnya. 

Kegiatan tersebut juga menggelar workshop literasi dengan narasumber Wakil Gubernur Hj. Sitti Rohmi Djalilah, Bunda Literasi NTB Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah dan dihadiri para kepala OPD serta para pegiat literasi se NTB. (ham)

Share:

Thursday 15 June 2023

Ikuti Lomba Tingkat V, Duta NTB harus Pertahankan Nama Baik Daerah

Sekda NTB H. Lalu Gita Ariadi melepas Kontingen LT V Gerakan Pramuka NTB untuk mengikuti Lomba Tingkat Regu Pramuka Penggalang Lima (LT-V) Kontingen Kwarda Pramuka, Kamis (15/6/2023) sore

Sekretaris Daerah NTB Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si., didampingi Ketua Kwarda Gerakan Pramuka NTB Dr. H. Fathul Gani, M.Si melepas secara resmi peserta Lomba Tingkat Regu Pramuka Penggalang Lima (LT-V) Kontingen Kwarda Pramuka, Kamis (15/6/2023).

Waka Bina Muda Kwarda Gerakan Pramuka NTB Firmansyah, S.Hut, M.Si., menjelaskan, Lomba Tingkat Lima  (LT.V) akan dilaksanakan di Bumi Perkemahan Cibubur Jakarta Selatan 

Dalam hal ini NTB mengirim 18 peserta 1 (satu) Pinkon dan 2 (dua) Bindamping, formasi lengkap regu Kijang (putra) delapan orang  dan Oriza Sativa (putri) 8 orang. Kontingen NTB akan dipimpin Muhammad Shodqul Ashri, SP.

Lomba Tingkat V tahun ini akan dilaksanakan selama tujuh hari dari tanggal 17 sampai tanggal 23 Juni tahun 2023. Peserta dari NTB akan berkompetisi dengan  500 peserta dari seluruh Indonesia.

Sementara Sekda NTB H. Lalu Gita Ariadi sangat mengapresiasi kesiapan peserta LT V. pihaknya berharap kontingen NTB mampu mempertahankan nama baik daerah. ‘’Selaku duta - duta Nusa Tenggara Barat, sebagai duta harus menunjukkan sikap Keperibadian yang baik ,  dan insya Allah akan memberikan penampilan yang terbaik dari NTB,’’ harapnya

Sekretaris Mabida NTB ini juga berpesan pada pelatih,  pembina dan pengurus Kwarda  terus bekerja keras guna membumikan kepanduan di Bumi Nusantara ini. Apalagi di masa yang akan datang  peran keberadaan penanaman nilai kepramukaan  masih sangat dibutuhkan dan akan bermanfaat.

‘’Mudah mudahan apa yang kita ikhitarkan dan harapkan dari kerja kerja yang sudah kita lakukan ini akan mencapai hasil yang opimal serta mendapat ridho Allah SWT,’’ harapnya. (MARHAM)
Share:

Sunday 11 June 2023

Desa Wisata Ende, Desa Rembitan, Kecamatan Pujut Lombok Tengah Tujuan Berwisata

KEBERADAAN objek wisata di Kabupaten Lombok tengah bagian Selatan pada hari libur dan cuti bersama, 31 Mei 2023  cukup ramai dikunjungi para wisatawan. Salah satunya di Desa Wisata Ende Desa Sade Kecamatan Pujut.

Desa wisata ini menjadi tujuan berkunjung dari anak-anak sekolah yang menggelar perpisahan setelah selesai mengikuti ujian sekolah. Mereka ingin tahu seperti apa desa, rumah adat dan juga peninggalan dari nenek moyang di masa yang lampau.

Salah satu sekolah yang menggelar perpisahan bagi anak didiknya dengan menguji desa wisata Ende adalah SDN 10 Mataram. Rombongan guru, murid dan beberapa orang tua murid melihat secara langsung bagaimana kondisi desa wisata Ende yang selama ini ada di buku pelajaran sekolah.

Di bawah koordinasi gurunya, anak-anak berinteraksi dengan ketua ataupun masyarakat yang ada di desa wisata Ende. Mereka melihat peninggalan rumah-rumah adat yang masih kental dengan nuansa tradisionalnya.

Bangunan rumah masih menggunakan kayu, berdinding pagar beratap ilalang dan berlantaikan tanah. Bahkan pada waktu tertentu, lantai tanah dibersihkan dengan menggunakan kotoran sapi yang ada di kawasan wisata Ende.

Para pengunjung juga disajikan dengan pementasan peresean oleh pemuda ataupun masyarakat yang ada di desa wisata tersebut. Selesai pementasan, para pengunjung akan memberikan uang saweran yang tidak ditentukan jumlahnya. Bahkan khusus di kalangan pelajar berapapun jumlah uang saweran tidak dipermasalahkan, yang penting para pelajar memahami tentang peninggalan nenek moyang suku Sasak.

“Kalau wisatawan mancanegara, biasanya kalau memberikan saweran di atas Rp 50 ribu. Tapi kalau anak-anak sekolah, biasanya uang saweran sebesar Rp 10 ribu. Atau berapa ikhlasnya,” ujar tokoh adat Desa Wisata Sasak Ende Papuq Lenik didampingi salah satu pemandu wisata yang ada di tempat itu.

Selain itu, para pengunjung juga dipersilakan untuk mencoba menjadi pepadu peresean. Sebagaimana pepadu profesional, mereka harus bertarung adu kemampuan dengan lawannya, meski hanya diperbolehkan memukul perisai saja.

Mereka tetap mempertahankan adat maupun tradisi yang sudah menjadi peninggalan leluhur. Rumah-rumah maupun fasilitas yang ada di tempat tersebut tidak ada perubahan seperti sebelumnya. Hal ini, ujarnya, yang menarik kunjungan wisatawan ke desa wisata Ende.

Salah satu orang tua murid,  Baiq Ika mengaku cukup menikmati kunjungan ke desa wisata ini. Adanya kunjungan ke desa wisata ini, ujarnya, menjadi bahan pengetahuan bagi anak-anak mengenai sejarah masa lalu. Termasuk para orang tua murid yang belum pernah datang ke desa wisata Ende ataupun lainnya. (ham)


 

Share:

Dorong Digitalisasi Manuskrip, Museum Negeri NTB Bangun Kerjasama dengan Perpusnas RI

 Museum Negeri NTB menerima penyerahan hasil observasi manuskrip dan pembuatan kotak pengaman oleh Pusat Preservasi dan Ahli Media Perpustakaan Nasional terkait digitalisasi manuskrip, Jumat, 9  Juni 2023
MUSEUM Negeri NTB menerima penyerahan hasil observasi manuskrip dan pembuatan kotak pengaman oleh Pusat Preservasi dan Ahli Media Perpustakaan Nasional terkait digitalisasi manuskrip, pada Jumat, 9 Juni 2023, di Aula Samalas Museum NTB. 

 Observasi dan digitalisasi ini merupakan kerjasama Perpustakaan Nsional dengan Museum Negeri NTB untuk melakukan pelestarian, karena Museum Negeri NTB adalah salah satu museum yang mempunyai kurang lebih 1.100 manuskrip. Dengan begitu adanya digitalisasi manuskrip ini dapat memudahkan masyarakat untuk mengetahui, mempelajari, dan menggali informasi mengenai manuskrip yang ada. 

Proses digitalisasi dan pembuatan kotak pengaman ini dilakukan selama 3 hari. Mulai dari hari Rabu sampai Kamis, dan hasil itu diserahkan langsung Kepala Pusat Preservasi dan Ahli Media Perpustakaan Nasional, Dra. Made Ayu Wirayati, M. I. Kom. 

Kepala Museum NTB, Ahmad Nur Alam, S.H., M.H., menyampaikan pihaknya sangat apresiasi dengan karjasama dalam proses pelstarian ini, karena di NTB ini memliki banyak manuskrip yang perlu untuk dilestarikan. “Saya berharap kegiatan ini bisa dilakukan di kemudian hari. Dan ke depannya Perpusnas RI bisa membantu kami dalam merawat manuskrip yang ada, baik itu di museum dan juga masyarakat,” harapnya. 

 Ia mengatakan saat ini pihaknya telah melakukan proses pelestarian melalui program-program yang dilakukan oleh museum. Mulai dari tempat laboratorium, sekolah Filologika, sosialisasi pada masyarakat, dan ahli bahasa aksara, yang dimana produk nantinya berupa buku. “Di akhir proses perawatan itu, kami akan melakukan seminar kajian terkait dengan manuskrip lontar,” tambahnya. 

 Pihaknya juga berharap dalam kesempatan berikutnya, Kepala Perpustakaan Nasional bisa berkunjung ke Museum Negeri NTB untuk memberikan pengarahan dan support untuk kegiatan pelestarian naskah yang dilakukan oleh museum. Sementara itu Kepala Pusat Peservasi dan Ahli Media Perpustakaan Nasional, Dra. Made Ayu Wirayati, M. I. Kom, mengatakan manuskrip di NTB ini sangat luar biasa, karena dari sisi jumlah sangat banyak, dan mempunyai beragam jenis manuskrip. “Sehingga ke depannya kegiatan ini akan kami usulkan agar dilanjutkan di tahun-tahun berikutnya”, katanya. 

Menurutnya, menyelamatkan naskah kuno merupakan tanggung jawab bersama, sehingga menurutnya, di Museum Negeri NTB perlu adakan kegiatan proses pelestarian berulang kali. "Kita saling berbagi pengetahuan, supaya ke depan naskah itu bisa selamat,” harapnya. (Marham) 
Share:

Wednesday 28 September 2022

Melihat Koleksi Deposit di Perpustakaan, Pusat Referensi Sejarah NTB hingga Terbitan Perdana Koran

Kepala Bidang Deposit dan Pelestarian Bahan Pustaka pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan NTB Dwi Murtiningrum menunjukkan koleksi koran Suara NTB yang sudah dijilid di Ruang Koleksi Deposit, Senin (26/9/2022) 

Ingin tahu tentang NTB dari dulu hingga sekarang. Ruang Koleksi Deposit pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan NTB adalah tempatnya. Di tempat ini para pembaca bisa mengetahui sejarah NTB dan juga budayanya dari dulu hingga sekarang. Bahkan terbitan perdana surat kabar, khususnya Harian Suara NTB ada di tempat ini.

MEMASUKI ruang koleksi deposit pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan NTB cukup adem. Suasana hening dan tempat koleksi yang bagus membuat para pengunjung yang pertama kali datang ke tempat ini merasa betah. Meski hanya menggunakan kipas angin untuk mendinginkan ruangan para pengunjung masih bisa berlama-lama di tempat ini.

Yang namanya ruang koleksi deposit tentunya berisi buku-buku tentang NTB, baik dari sisi sejarahnya, budayanya, tokoh-tokohnya hingga struktur bangunan khas NTB. Tidak heran tempat ini menjadi lokasi favorit bagi mahasiswa tingkat akhir untuk mencari referensi tentang NTB dan sejarahnya. Tidak hanya itu para peneliti baik dari dalam maupun luar NTB juga memanfaatkan ruang koleksi deposit untuk mencari tentang sejarah NTB di masa silam.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan NTB Drs. Tri Budiprayitno, M.Si., melalui Kepala Bidang Deposit dan Pelestarian Bahan Pustaka Dwi Murtiningrum, S.H., mengakui koleksi yang ada di lokasi ini masih belum lengkap. Namun keberadaan koleksi ini bisa membantu para mahasiswa maupun peneliti yang ingin mempelajari tentang NTB maupun peninggalan yang ada.

“Biasanya setiap hari ada mahasiswa atau peneliti yang datang. Sebelumnya, ada dari mahasiswa Fakultas Teknik Unram yang ingin tahu bagaimana latarbelakang pendirian rumah adat Mbojo. Filosofisnya juga dan semuanya,” ungkapnya menjawab Suara NTB, Senin (26/9/2022).

Tidak hanya itu, banyak peneliti yang datang dari berbagai instansi yang ingin melihat budaya dan tradisi yang ada di NTB. Seperti peresean maupun dokumen terkait merarik kodek atau nikah dini, masakan khas NTB dan lainnya. Termasuk tokoh-tokoh NTB yang berjasa dalam membangun dan NTB di masa lampau.

Meski demikian pihaknya mengakui banyak koleksi yang mesti harus dilengkapi. Terkadang materi bacaan yang dicari oleh para peneliti ataupun mahasiswa tidak menemukan koleksi yang ada di ruang koleksi deposit. Hal ini menjadi mengevaluasi di masa yang akan datang. Termasuk akan melengkapi bahan-bahan sesuai dengan sejarah maupun perkembangan pembangunan di NTB.

Dwi Murtiningrum juga mengakui pihaknya menjilid terbitan terbitan media lokal yang terbit di NTB. Bahkan terbitan harian Suara NTB sejak Maret 2004 hingga sekarang ini masih bisa ditemukan di ruang koleksi deposit.

“Kami menjilid koran -koran yang terbit di NTB. Bahkan, kami terbitkan buku referensi untuk mencari koran-koran yang sudah dijilid,” tambah Mohammad Nor, salah satu pustakawan  yang mendampingi.

Pihaknya selalu melakukan perawatan terhadap koleksi yang ada di ruang deposit. Bagi mereka kebahagiaan yang paling penting adalah ketika pengunjung bisa menemukan koleksi ataupun buku yang tidak ditemukan di tempat lain.

BACA JUGA : Perpustakaan Nasional dan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan NTB Gelar Bimtek Pengukuran IPLM dan TGM

Sediakan Informasi pada Anak

Pada bagian lain, Pustakawan pada Perpustakaan dan Kearsipan NTB Hermin Riu menambahkan, pihaknya berusaha memberikan layanan maksimal pada anak-anak.

Dengan menjadikan perpustakaan sebagai Pusat Informasi Sahabat Anak (PISA), pihaknya telah menyediakan koleksi sesuai dengan bahan bacaan pada anak.

Dua pustakawan di Ruang Koleksi Deposit sedang melihat koleksi judul buku. 
Bahkan pada Pojok Baca Digital (Pocadi) di Kompleks Islamic Center, pihaknya sudah melengkapinya dengan berbagai macam jenis bahan permainan dan fasilitas yang bisa menggugah semangat anak berkunjung dan betah membaca.  “Kita lengkapi dengan alat permainan edukatif, seperti lego, puzzle, rubiks dan alat edukatif lainnya,” tambahnya.

 Tidak hanya itu, pihaknya juga mempersiapkan wi fi gratis bagi para pengunjung, sehingga mereka selain mendapatkan informasi dari buku koleksi, juga melalui layanan digital. “Namun, kita bimbing anak untuk menggunakan internet sehat. Malahan, banyak anak-anak yang dekat rumahnya dengan Pocadi Islamic Center mengerjakan pekerjaan rumah di Pocadi,” terangnya. (Marham)

Share:

Thursday 22 September 2022

Perpustakaan Nasional dan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan NTB Gelar Bimtek Pengukuran IPLM dan TGM

Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan Umum dan Khusus Perpustakaan Nasional Dr. Upriyadi, S.S., M.Hum

PERPUSTAKAAN Nasional dan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan NTB menggelar bimbingan teknis (bimtek) pengukuran TGM dan IPLM Provinsi NTB di Hotel Lombok Raya Mataram, dari hari Kamis 22 September sampai hari Jumat, 23 September 2022.

Bimtek ini diikuti perwakilan perpustakaan kabupaten/kota se NTB dan beberapa peserta dari luar daerah di Indonesia, yakni dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Pohuwato dan Provinsi Gorontalo. Hadir juga perwakilan dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Denpasar.

Bimtek ini dibuka langsung Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan NTB Drs. Tri Budiprayitno, M.Si, juga dihadiri Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan Umum dan Khusus Perpustakaan Nasional Dr. Upriyadi, S.S., M.Hum., mewakili Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Dr. Adin Bondar, S.Sos., M.Si.

Dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan Umum dan Khusus Perpustakaan Nasional Dr. Upriyadi, Adin Bondar menegaskan, jika pemerintah terus berupaya untuk membangun kegemaran membaca dan budaya literasi masyarakat. Hal ini sejalan  dengan Agenda Pembangunan Nasional, yakni Pembangunan Sumber Daya Manusia yang dituangkan dalam RPJMN 2020-2024 dengan kegiatan prioritas yakni Revolusi Mental dan Kebudayaan, yang salah satu kegiatannya adalah Penguatan Budaya Literasi.

Menurutnya, budaya literasi menjadi hal yang fundamental, melalui literasi akan terwujud masyarakat berpengetahuan yang inovatif, kreatif dan berkarakter. Untuk itu, literasi perlu terus didorong agar masyarakat Indonesia berkualitas dalam hidupnya dan berakhir dengan kesejahteraan. Penguasaan literasi yang mumpuni akan membantu manusia secara personal dan komunal dalam menghadapi dunia virtual yang semakin hari semakin smart dan inter-connectivity.

Selain itu, ujarnya, penguatan budaya literasi, inovasi dan kreativitas dengan pemanfaatan perpustakaan bagi terwujudnya masyarakat pembelajar sepanjang hayat dengan sasaran strategis pembangunan literasi dan kegemaran membaca masyarakat yang ditandai dengan meningkatnya Indeks Pembangunan Literasi (IPLM) dan Tingkat Kegemaran Membaca (TGM).

Upriyadi mengakui budaya literasi menjadi hal yang fundamental.  Alasannya, melalui literasi akan terwujud masyarakat berpengetahuan yang inovatif, kreatif, dan berkarakter. Untuk itu literasi perlu terus didorong agar masyarakat berkualitas dalam hidupnya dan berakhir dengan kesejahteraan.

Pihaknya juga mengingatkan agar perpustakaan itu tidak hanya fokus untuk mencerdaskan tetapi bagaimana memberikan kesejahteraan pada masyarakat. Artinya melalui perpustakaan masyarakat bisa mendapatkan referensi untuk mengubah hidupnya menjadi lebih baik.

Namun kesejahteraan masyarakat itu, tambahnya, tidak melulu pada masalah ekonomi tetapi bagaimana masyarakat juga bisa mendapatkan pelajaran untuk hidup sehat atau sembuh dari penyakit yang dideritanya. Hal ini tentu saja diperoleh oleh masyarakat melalui bahan-bahan bacaan yang ada di perpustakaan.

Untuk itu pihak yang mengharapkan melalui bimtek pengukuran TGM dan IPLM Provinsi NTB, tercipta sinergi antara pemerintah pusat dan daerah yang bisa membuat Indikator Kinerja Kunci (IKK) urusan pemerintahan bidang perpustakaan menjadi lebih akurat hasilnya maupun dalam penyajian data.

Upriyadi menambahkan IPLM adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara variabel komponen pembentuk indeks dari unsur pembangun literasi masyarakat dengan jumlah penduduk atau lokus setempat. Adapun variabel komponen pembentuk indeks dari unsur pembentuk literasi masyarakat terdiri dari 7 komponen. Pertama, Pemerataan Layanan Perpustakaan, Ketercukupan Koleksi,  Ketercukupan Tenaga Perpustakaan,  Tingkat Kunjungan Masyarakat per hari, Jumlah Perpustakaan ber-SNP,  Keterlibatan Masyarakat Dalam Kegiatan Sosialisasi, dan Anggota Perpustakaan.

Sementara TGM adalah sikap ketertarikan seseorang pada kegiatan membaca dari berbagai media yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu.  Tingkat Kegemaran Membaca memiliki 5  dimensi yang dapat diukur. Lima dimensi tersebut, yakni frekuensi membaca, durasi membaca, jumlah buku dibaca, frekuensi akses internet, dan durasi akses internet.

Untuk itu, ujarnya, bimtek ini merupakan salah satu bentuk implementasi dari pembinaan dan koordinasi dengan semua jenis perpustakaan Indonesia. Dengan terciptanya sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, maka Indikator Kinerja Kunci (IKK) Urusan Pemerintahan Bidang Perpustakaan menjadi lebih akurat hasilnya maupun dalam penyajian data.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan NTB Drs. Tri Budiprayitno, M.Si
Sementara Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan NTB Drs. Tri Budiprayitno, M.Si., mengharapkan bimtek IPLM dan TGM ini bisa tercipta sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam upaya pembinaan dan pengembangan perpustakaan melalui pengukuran IKK bidang perpustakaan lebih akurat. Harapannya nanti dapat menjadi bagian dalam memberikan formulasi kebijakan dan strategis dalam upaya pembudayaan kegemaran membaca dan literasi di Indonesia.

Yiyit—sapaan akrabnya, menyebut, IPLM NTB tahun 2019 berada pada peringkat 14 dengan indeks 13,89. Hasil IPLM tahun 2021 , provinsi NTB berada di urutan 10 dengan indeks  17,66. Sementara untuk TGM, tahun 2021, Provinsi NTB meraih nilai 56,41 atau berada di peringkat 28. Pihaknya juga mengharapkan ada TGM untuk kabupaten kota. Hal ini sebagai salah satu upaya untuk mengukur tingkat kegemaran membaca masyarakat yang ada di Kabupaten atau kota yang ada di NTB. (MARHAM - ANGGOTA TIM SINERGI TRANSFORMASI PERPUSTAKAAN PROVINSI NTB)

 

 

Share:

Wednesday 18 May 2022

Pembukaan Latsitarda Ke-42 di NTB, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa Minta Bupati dan Forkopimda Berbaur dengan Peserta



Panglima TNI Andika Perkasa membuka Latsitarda ke 42 di Lapangan Bumi Gora Kantor Gubernur NTB, Sabtu (14/5/2022). Hadir mendampingi Panglima TNI, Gubernur NTB H. Zulkieflimanyah, kepala staf angkatan, wakapolri dan gubernur akademi, forkopimda NTB dan rektor perguruan tinggi di NTB. 

Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa resmi membuka Latihan Integrasi Taruna Wreda (Latsitarda) Nusantara ke 42 di Lapangan Bumi Gora Kantor Gubernur NTB, Sabtu (14/5/2022). Pada pembukaan kali ini, ada yang sesuatu yang lain dengan pembukaan Latsitarda seperti tahun-tahun sebelumnya.

Salah satunya adalah Panglima TNI Andika Perkasa yang menjadi Inspektur Upacara meminta bupati dan anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) kabupaten/kota berbaur dengan taruna/praja/mahasiswa yang tergabung dalam satuan pelaksana (satlak) yang akan ditempatkan di daerahnya masing-masing. Misalnya, Bupati Lombok Timur (Lotim) H. M. Sukiman Azmy, bersama Dandim/Kapolres berbaur dengan barisan Satlak-2 Hiu yang beranggotakan Taruna Akademi Militer, Taruna Akademi Angkatan Udara (AAU), Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL), Taruna Akademi Kepolisian (Akpol, Praja IPDN dan mahasiswa perguruan tinggi di NTB.

Begitu juga, Wakil Bupati Lombok Tengah Dr. H. M. Nursiah bersama Dandim, Wakapolres berbaur bersama dengan Satlak-3 Elang, Wakil Bupati Lombok Utara Danny Karter Febrianto Ridawan, Kapolres dan perwakilan Dandim Lobar berbaur bersama anggota Satlak-1 Macan, dan Asisten I Setda Lobar Agus Gunawan, Dandim dan Kapolres berbaur bersama anggota Satlak-4 Kijang.

Setelah itu, taruna dan praja yang sebelumnya dalam kondisi siap diminta duduk sama Panglima TNI tanpa harus melalui komando dari komandan kompi (danki). Mahasiswa dari 10 perguruan tinggi di NTB yang berbaris dalam satu barisan diminta berbaur dengan sesuai satlak yang sudah ditentukan panitia.

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) ini pun memanggil Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, Wakapolri Komjen Gatot Edy, Danjem Akademi TNI Letjen TNI Bakti Agus Fadjari, Kepala Lemdiklat Polri Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel, Gubernur Akmil, Gubernur AAU, Gubernur AAL, Gubernur Akpol dan Rektor IPDN. Wakil Gubernur NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah., Ketua DPRD NTB Hj. Isvie Rupaeda juga diminta ikut bergabung dalam barisan di belakang Panglima TNI.

Panglima TNI kemudian meminta pimpinan daerah di masing-masing Satlak untuk memperkenalkan diri dan asal pendidikannya. Setelah itu, Panglima TNI meminta kepada peserta Latsitarda, baik yang berasal dari taruna, praja dan mahasiswa mencontoh prestasi yang diraih oleh para pimpinan daerah sekarang ini. Menurutnya, sebagai generasi muda harapan bangsa, para peserta harus terus menjalin komunikasi dan integrasi satu sama lain.

Baginya, tidak hanya pekerjaan, program atau kegiatan yang mesti jadi fokus. Tapi bagaimana integrasi ini baik untuk masa depan para peserta satu sama lain. Selain itu, momentum Latsitarda ini mesti dimanfaatkan taruna dan mahasiswa untuk saling menjaga kebersmaan dan menjalin hubungan yang baik satu sama lain.

Pembukaan Latsitarda NTB ke 42 Momen Perkenalkan Budaya NTB

''Hasil Larsitrada menjadi nomor sekian, yang utama haruslah komunikasi dan jalin hubungan antar sesama. Hal ini merupakan bentuk awal integrasi kita dengan rekan-rekan di institusi maupun yang non pemerintahan di masa depan,” harapnya.

Sebelumnya, Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah mengungkapkan, jika NTB merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki banyak keberagaman. Tidak hanya agama, suku dan budaya di NTB sangat beragam, sehingga menjadi bekal bagi taruna dan mahasiswa yang melaksanakan Latsitarda untuk mengenal NTB lebih dekat.

Jika sudah mengenal NTB dengan keberagaman yang dimiliki akan menjadi bekal para peserta Latsitarda yang merupakan generasi penerus harapan bangsa di masa mendatang.

Defile Drumband

Pembukaan Latsitarda ke 42 di NTB juga diwarnai dengan defile atau parade drumband yang dipersembahkan para taruna. Defile yang dimulai dengan tarian gendang beleq ini dimulai dari depan Kantor Gubernur NTB menyusuri Jalan Pejanggik menuju depan Taman Mayura Cakranegara. Setelah itu, mereka langsung diberangkatkan menuju lokasi penempatan masing-masing yang dijemput kepala daerah dan forkopimda masing-masing. (Marham)

Share:

Pembukaan Latsitarda ke 42 di NTB Momen Perkenalkan Budaya dan Kuliner Khas NTB

SAJIKAN DULANG - Siswi-siswi dari 10 SMA/SMK di Lombok Barat dan Kota Mataram menyajikan dulang berisi kuliner khas NTB pada tamu yang hadir pada pembukaan Latsitarda ke 42 di Lapangan Bumi Gora Kantor Gubernur NTB, Sabtu (14/5/2022).

 
Pembukaan Latihan Integritas Taruna Wreda (Latsitarda) Nusantara ke 42 di Lapangan Bumi Gora Kantor Gubernur NTB, Sabtu (14/5/2022) menjadi salah satu ajang memperkenalkan potensi daerah, baik berupa kesenian daerah hingga kuliner khas NTB. Apalagi para taruna TNI/Polri dan Praja yang berasal dari seluruh Indonesia ini merupakan calon pemimpin bangsa ke depan, sehingga perlu diperkenalkan potensi yang dimiliki daerah. 

 Usai Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa membuka Latsitarda ke 42 dan balik ke tempat kehormatan dan bergabung bersama Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah, Wakil Gubernur NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah dan petinggi TNI dari berbagai angkatan dan Wakapolri Komjen Gatot Eddy dan jajaran gubernur akademi taruna setiap angkatan dan gubernur akademi kepolisian, ratusan gadis cantik berbaris dari 10 SMA/SMK di Kota Mataram dan Lombok Barat membawa dulang di atas kepala berisi jajan tradisional NTB masuk ke lapangan. 

 Meski tanpa menggunakan alas kaki di tengah kondisi cuaca panas tidak menyurutkan gadis-gadis cantik yang merupakan siswi SMA di Lombok Barat dan Kota Mataram ini menyuguhkan dulang ke tamu undangan yang duduk di tempat kehormatan dan taruna/praja dari berbagai kesatuan. 

Begitu juga, warga yang datang menyaksikan langsung di Lapangan Bumi Gora ikut mencicipi makanan tradisional, seperti pisang, nagasari dan cerorot. Sejumlah staf dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB di bawah koordinasi Saepullah Sapturi mengatur agar semua tamu undangan yang hadir bisa mencicipi makanan tradisional yang disajikan. 

Budayawan NTB ini menjelaskan, jika sajian yang diberikan ini merupakan penghormatan pada tamu luar daerah dan menyajikan simbol-simbol dari kesuburan kita. ‘’Kesuburan yang dibagi pada tamu undangan. Kalau kita punya acara-cara yang ada kaitannya dengan tradisi, kita juga menyiapkan ini,’’ ujarnya. Hal senada disampaikan Kepala Dinas Dikbud NTB Dr. H. Aidy Furqan, M.Pd. 

Menurutnya, Dinas Dikbud NTB mendapat kesempatan ini untuk memeriahkan pembukaan Latsitarda ke 42 dengan menyajikan atraksi. Dalam hal ini, ujarnya, ada 2 momen atraksi utama, yaitu gendang beleq berasal dari SMKN 1 Lembar dan SMKN 3 Mataram. ‘’Kemudian ada 10 sekolah di zona Lombok Barat-Mataram ini kita gerakkan. Masing-masing 10 siswa minimal dan ada 150 dulang yang kita sajikan. Apa pesan yang ingin kita sampaikan? Bahwa anak-anak dalam masa pendidikan ini diajar untuk berbagi,’’ ujarnya. 

Selain itu, tambahnya, kesempatan ini dimanfaatkan untuk menunjukkan NTB memiliki banyak tradisi. Tradisi itu, kalau ada tamu kita sajikan sesajian. ‘’Yang ketiga kita memperkenalkan makanan tradisional kita kepada Panglima TNI, petinggi TNI/Polri serta Taruna, praja dari seluruh Indonesia. Semua itu adalah bentuk gotong royong Dikbud bersama sekolah. Kita menggerakkan sekolah untuk berpartisipasi dalam setiap level kegiatan,’’ terangnya. 

Diakuinya, sejak Sabtu Budaya digelar. Siswa-siswi di NTB siap mengikuti berbagai kegiatan berskala nasional dan internasional. Artinya, ketika ada momen yang ada di NTB, siswa yang ada siap untuk berpartisipasi. ‘’Tidak perlu latihan lama-lama, cukup gladi bersih langsung bisa tampil,’’ ujarnya bangga. (Marham) 
Share:

Tuesday 27 October 2020

Aktivitas Guru Pelosok di Masa Pandemi, Harus Jadi Guling dan Intens Sosialisasikan Standar Protokol Kesehatan

Guru di SMPN 1 Terara Lotim yang langsung datang ke rumah siswa untuk mengajar.

Guru adalah profesi yang mulia dan patut diperhitungkan di semua kondisi terlebih di masa Corona Virus Disease (Covid-19) sekarang ini. Saat pemerintah tidak mengizinkan kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah, pembelajaran dalam jaringan (daring), luar jaringan (luring) dan guru keliling (guling) menjadi alternatif. Hal ini bertujuan agar penyebaran Covid-19 di kalangan siswa dan guru bisa dicegah. Bahkan, di Lombok Timur (Lotim) ada seorang guru yang rela harus menjadi guling demi kelangsungan pendidikan anak didiknya.

Nyasar mencari rumah siswa tidak sekali dialami oleh guru SMPN 1 Terara Lotim Mursyid Azmy, S.Pd. Saat bertugas mengajar sejumlah siswa di rumahnya, dirinya harus rela nyasar ke lokasi yang cukup jauh dari tujuan. Namun, saat bertugas di lapangan tetap menerapkan protokol kesehatan saat bertugas, seperti menggunakan masker, menjaga jarak dan cuci tangan.

Sebagai seorang guru yang bertugas langsung di lapangan, dirinya juga tetap menjadi juru bicara pemerintah agar masyarakat khususnya siswa yang dikunjungi tetap mematuhi protokol kesehatan. Siswa yang tidak menjaga jarak, tidak menggunakan masker atau mencuci tangan langsung diberikan nasihat agar tidak mengabaikan standar protokol kesehatan.

Terkadang dirinya sering menemukan siswa di saat belajar bersama atau tidak menjaga jarak di satu kampung dan tidak menggunakan masker langsung diberikan peringatan. Dirinya tidak ingin saat belajar bersama ada siswa dan guru yang tertular Covid-19, karena banyak orang tanpa gejala (OTG) yang bisa menularkan virus ke orang lain.

Untuk itu, semuanya ini dilakoni dengan penuh tanggung jawab, sehingga penyebaran Covid-19 di Lotim tidak semakin bertambah. Hal inilah juga, ujarnya, yang mendasari pihak SMPN 1 Terara dengan jumlah siswa yang lebih dari 1.000 orang memilih menerapkan sistem pembelajaran daring, luring dan guling.

Pada sistem pembelajaran cara daring, ujarnya, siswa dan guru berinteraksi dengan cara virtual, yakni menggunakan aplikasi Zoom, Google Classroom atau yang lainnya. Namun, kendalanya tidak semua siswa dan sekolah memiliki jaringan internet yang memadai.

‘’Terlebih di daerah pelosok, ada siswa punya HP Android, namun kendala di kuota, begitu juga dengan gurunya. Belum lagi jaringannya yang lelet,’’ tutur Guru Bahasa Inggris ini pada Suara NTB, Jumat (23/10/2020).

Namun, pada sistem pembelajaran daring ini tidak semua guru menguasai IT dan tidak semua siswa memiliki fasilitas HP Android/laptop, sehingga tingkat keaktifan siswa hanya 65. Di satu sisi, meski siswa punya fasilitas HP, kuota yang dimiliki siswa tidak cukup. ‘’Siswa punya HP Android jaringan kurang bagus,’’ ujarnya.

Sementara yang kedua, tambahnya, sistem pembelajaran dengan cara luring. Sistem ini diterapkan bagi sekolah dan siswa yang tidak memiliki jaringan internet yang memadai, sehingga guru memberikan tugas atau pekerjaan rumah pada anak untuk dikerjakan di rumah.

Meski demikian, ujarnya, tidak semua siswa bisa dijangkau dengan sistem pembelajaran daring dan luring ini. Untuk itu, pihak sekolah dan guru harus siap turun langsung ke rumah-rumah siswa memberikan pelajaran agar siswa yang tidak bisa mengakses daring dan luring tidak ketinggalan mata pelajaran.

‘’Pilihan ketiga ini, yakni guling ini termasuk pilihan yang banyak diambil sekolah-sekolah yang tidak siap dengan daring dan luring. Prosesnya seperti belajar kelompok, namun didampingi oleh guru. Guru yang berkeliling mencari kelompok siswa ke kampung-kampung untuk dibimbing dan diberikan materi seperti proses belajar mengajar di kelas,’’ terangnya.

Nantinya, pada sistem belajar guling ini, siswa dan guru akan menumpang belajar di rumah salah satu siswa yang sudah disepakati oleh siswa sendiri. Di sinilah, ujarnya, saat guru turun lapangan, banyak kendala yang dihadapi, terutama saat guru nyasar ke desa lain akibat miskomunikasi siswa dan guru. Belum lagi, ujarnya, saat guru sampai di lokasi yang sudah disepakati, siswa secara sepihak memindahkan lokasi belajar ke tempat lain tanpa ada konfirmasi dengan sekolah.

Selain itu, tambahnya, kendala lainnya jika sekolah yang memiliki jumlah siswa lebih dari 1.000 orang, guling ini menjadi tidak efektif, karena materi pelajaran yang diberikan tidak maksimal. Tidak hanya itu,  secara administratif pihak sekolah kesulitan dalam mengumpulkan data siswa ataupun memberikan informasi kepada siswa secara menyeluruh.

‘’Di guling ini, intensitas pertemuan antara guru dan siswa terbatas hanya 2 kali seminggu, sehingga jika anak memiliki permasalahan dalam proses belajar mengajar agak sulit untuk menanyakan pada guru bina,’’ ujarnya.

Meski demikian, ujarnya, sebagus apapun sistem pembelajaran pada masa pandemi ini para siswa punya kerinduan yang mendalam untuk bersekolah dengan normal seperti biasanya.  ‘’Tak jarang terdengar pertanyaan mereka,  kapan kita mulai sekolah pak? Pertanyaan ini muncul ketika proses BDR( belajar di rumah) atau guling sedang berlangsung.  Sebagai seorang guru saya juga berharap pandemi ini cepat berlalu agar siswa siswi bisa belajar normal seperti sedia kala di bawah bimbingan para guru di sekolah,’’ harapnya. (ham)

Share:

Gubernur NTB Ingatkan Santri Terapkan Protokol Kesehatan di Ponpes

 

Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah menghadiri acara Adz-Zikrol Hauliyyah atau pelepasan santri NW ke-55 MDQH al-Majidiyyah Asy-Syafi'iah NW di Anjani, Lombok Timur.

Sejumlah lembaga pendidikan di NTB masih terus berjalan di masa pandemi Covid-19. Namun, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan tidak melupakan protokol kesehatan. Seperti Minggu (18/10), Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah menghadiri acara Adz-Zikrol Hauliyyah atau pelepasan santri NW ke-55 MDQH al-Majidiyyah Asy-Syafi'iah NW di Anjani, Lombok Timur.

Gubernur mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan di masa pandemi. Ia meminta masyarakat untuk tidak meremehkan Covid-19 agar risiko dari wabah pandemi ini dapat ditekan.

"Kita sedang berada pada situasi yang tidak biasa, oleh sebab itu, jangan meremehkan Covid-19 ini, tetap terapkan protokol kesehatan, menjaga jarak, tetap mencuci tangan, dan menggunakan masker," pesannya.

Gubernur juga meminta masyarakat agar terus melakukan aktivitas positif guna meningkatkan imunitas tubuh agar dapat terhindar dari wabah ini. "Mari kita berolahraga, kemudian menghiasi pikiran kita dengan hal-hal positif, mudah-mudahan Allah melindungi kita semua," ajak Bang Zul – sapaan akrabnya.

Sementara itu Ketua Panitia Acara, M. Zainal Muhibbinallah, menegaskan, acara ini diadakan dengan konsep Internal Ma'had. Artinya tidak ada jama'ah dan wali yang hadir. Akan tetapi hanya dihadiri oleh Masyaikh, tamu undangan dan Thullab dan Tholibat.

"Acara berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kali ini acara diadakan dengan jumlah jamaah terbatas, tidak mengundang para wali dan alumni sebelumnya, tapi acara bisa disaksikan melalui daring fanspage FB Nahdlatul Wathan Official," terangnya.(ham)

Share:

Monday 28 October 2019

Peringatan Bulan Bahasa


Apa yang menyebabkan bulan Oktober ditetapkan sebagai bulan bahasa? Pasti Anda juga bisa menjawabnya. Ya, bulan Oktober ditetapkan sebagai bulan bahasa karena pada 28 Oktober 1928 para pendahulu bangsa kita mencetuskan Sumpah Pemuda dengan bahasa, bahasa Indonesia, sebagai butir ketiganya. Belakangan, bulan Oktober tidak disebut sebagai bulan bahasa saja, tapi bulan bahasa dan sastra. Ini seharusnya dilakukan sejak lama. Sebab meskipun bahan dasar sastra merupakan bahasa, kompleksitasnya kadang melampaui bahasa.

Bagi kalangan civitas akademis sudah tidak asing dengan nama bulan bahasa, terlebih kalangan jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia baik yang kependidikan maupun bukan. Sekedar mengingatkan, di Indonesia pada bulan Oktober ditetapkan sebagai bulan Bahasa. Banyak orang yang belum tahu tentang hal ini –saya pun baru mengetahui setelah kuliah di jurusan Bahasa dan Satra Indonesia – Penetapan sebagai bulan Bahasa didasarkan pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 yang menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia.

Umumnya kegiatan dan peringatan bulan bahasa hanya diperingati/dilaksanakan sebagian bangsa Indonesia, terutama kalangan akademis atau pemerhati bahasa Indonesia, dengan mengadakan kegiatan semacam lomba baca puisi, pidato, seminar, workshop, dan sebagainya.

Bahasa mencerminkan Bangsa Kenyataan sekarang, lunturnya rasa bangga terhadap bahasa Indonesia diwujudkan melalui tulisan, percakapan yang semakin jauh dengan kaidah-kaidah Bahasa Indonesia. Kebanggaan terhadap kemampuan bahasa asing melebihi Bahasa Nasional sendiri. Terbukti lagi pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah merupakan momok yang ditakuti dan mendapat nilai di bawah rata-rata. Secara tidak langsung bahasa lisan atau tulis dapat menggambarkan kondisi bangsa saat ini.

Bulan Bahasa Sekolah Sudah saatnya pemerintah memperhatikan Bulan Bahasa di Bulan Oktober ini. Perlu ada semacam perubahan kurikulum atau aturan yang mempertegas pelaksanaan kegiatan di Bulan Bahasa. Pendidikan Sekolah mulai PAUD sampai SMA dan perguruan tinggi sebagai salah satu sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tempat yang paling efektif untuk menumbuhkan rasa bangga terhadap Bahasa Indonesia. Melalui kegiatan yang atraktif, menarik dan melibatkan semua pihak untuk belajar bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan mempertahankan Bahasa Indonesia ? Mari kita belajar berbahasa Indonesia yang baik dan benar.

Setiap bulan bahasa sekolah kami atau bisa di sebut SMANSABEL mengadakan lomba yang berkaitan dengan bulan bahasa, seperti: Lomba Cipta Baca Puisi, Tutur Cerita Rakyat, MC, Pidato Menirukan Tokoh, ranking 1 .Dan masih banyak lagi. Pokoknya pas pelaksanaan bulan bahasa di sekolah kami pasti meriah. (*)
Share:

Friday 12 April 2019

Muazzin, Caleg PKPI Dapil Ampenan, Pelajar Berprestasi dan Duta Agama Jadi Fokus Perhatian

Muazzin, Calon Anggota Legislatif DPRD Kota Mataram Daerah Pemilihan Ampenan dari Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia

Minimnya perhatian terhadap pelajar berprestasi yang mewakili nama daerah di tingkat provinsi menimbulkan keprihatinan tersendiri bagi Muazzin, calon anggota legislatif (caleg) Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Daerah Pemilihan Ampenan untuk DPRD Kota Mataram. Begitu juga terhadap duta-duta daerah di bidang agama, seperti qori dan qori’ah yang membela Kota Mataram di tingkat provinsi dan nasional masih belum diperhatikan maksimal.

‘’Insya Allah, jika saya terpilih, para pelajar berprestasi akan kami perjuangkan mendapatkan perhatian dari pemerintah. Begitu juga dengan para qori dan qori’ah, baik yang sudah berprestasi maupun dalam masa pembinaan, insya Allah akan kami perjuangkan pula,’’ ujar Muazzin, yang juga pengurus Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Kecamatan Ampenan ini, Jumat (12/4/2019).



Alasan dirinya fokus memperhatikan pelajar berprestasi bukan tanpa alasan. Pengalamannya saat tiga anaknya dan anak-anak Kota Mataram berprestasi lainnya mewakili NTB di level nasional belum begitu diperhatikan oleh pemerintah. Padahal, saat bertanding di level nasional mengikuti olimpiade adalah membawa nama daerah. Hal inilah yang menjadi fokus perhatian dirinya, jika terpilih sebagai anggota DPRD pada pemilihan umum, 17 April.

Bagaimana pun sebagai duta daerah, tambahnya, anak-anak berprestasi ini mesti dapat perhatian, terutama untuk biaya keberangkatan. Diakuinya, selama ini, pihak sekolah sering dihadapkan dengan keterbatasan dana saat mengirim siswanya mengikuti olimpiade yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan di luar daerah. Padahal dengan mengirim siswa mengikuti olimpiade ke tingkat nasional ingin menunjukkan pada nasional, jika prestasi anak-anak Kota Mataram tidak kalah dengan anak-anak di daerah lain. Akibat keterbatasan dana, ujarnya, pihak sekolah dan orang tua harus urunan dana agar siswa bisa mengikuti olimpiade di luar daerah.

‘’Ya minimal, anak yang bertanding dibelikan tiket perjalanan. Syukur-syukur nanti, kalau orang tua/pendamping bisa juga ditanggung,’’ harapnya. ‘’Insya Allah, kalau terpilih dan diperbolehkan oleh aturan, dana aspirasi juga akan kita siapkan untuk itu,’’ tambahnya.


Dirinya juga prihatin terhadap nasib qori dan qori’ah asal Kota Mataram yang masih belum mendapat perhatian maksimal. Dalam hal ini, dirinya tidak ingin para qori dan qori’ah yang akan mewakili Kota Mataram diperhatikan saat akan mengikuti Seleksi Tilawatil Qur’an (STQ) atau Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) saja. Paling tidak, harapnya, pemerintah bisa memperhatikan qori dan qori’ah atau LPTQ yang menaunginya, agar pembinaan terus dilakukan.



Untuk itu, ujarnya,  jika terpilih sebagai anggota DPRD, masalah pendidikan dan agama akan kami upayakan. Namun, jika masih belum diberikan amanah, dirinya mengharapkan pada anggota DPRD terpilih nanti fokus memperhatikan masalah pendidikan, khususnya pengiriman siswa berprestasi yang membawa nama Kota Mataram di luar daerah. Selain itu, pihaknya juga tetap memperjuangkan apa yang menjadi kepentingan warga Kota Mataram sesuai dengan visi yakni, menjadikan Kota Mataram ke arah yang agamis, adil dan bersatu melalui transformasi mental.

Begitu juga dengan misi yang harus dilakukan, yakni menjalin silaturahim yang berkelanjutan kepada seluruh masyarakat, bersama-sama melakukan pembinaan mental masyarakat, terutama generasi muda. Selain itu, ikut menjembatani pembinaan Usaha Kecil dan Menengah, baik dalam pemberian modal maupun pengelolaan manajemen. Termasuk, ikut membantu dan merasakan situasi yang terjadi di masyarakat (suka dan duka). Tidak hanya itu, berupaya membantu pemerintah mengantisipasi dan mengurangi angka kenakalan remaja yang cukup memprihatinkan. Dicontohkannya, masalah remaja yang banyak mengonsumsi minuman keras, pecandu narkoba, perjudian, LGBT  dan lainnya perlu didekati agar tidak mengulangi kegiatan berbau negatif. (Marham)

Share:

Friday 22 February 2019

Menteri Pariwisata Arief Yahya Resmikan Poltekpar Negeri Lombok


 Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, menandantangani prasasti tanda diresmikannya kampus Poltekpar Lombok Desa Puyung Lombok Tengah, Kamis (21/2/2019).
Kampus Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Lombok di Desa Puyung Lombok Tengah (Loteng), Kamis (21/2/2019) diresmikan Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya. Kampus Poltekpar Lombok ini merupakan kampus kelima se Indonesia dan merupakan kampus termegah di wilayah Indonesia Timur.

Dengan fasilitas mentereng tersebut, Menpar berharap Poltekpar Lombok bisa melahirkan tenaga ahli dan profesional di bidang pariwisata.  Sehingga bisa diserap dunia kerja. Baik pasar nasional maupun internasional. "Fasilitas Poltekpar Lombok sekarang sudah berstandar internasional.  Maka mutu lulusannya juga harus world class," sebutnya. 

Untuk bisa melahirkan lulusan yang berstandar internasional, Poltekpar Lombok harus melengkapi diri dengan kurikulum yang berstandar internasional. Termasuk tenaga pendidiknya juga. Jangan hanya fasilitasi saja yang berstandar internasional.

Berkaca dari pengalaman yang ada, hampir 100 persen lulusan perguruan tinggi pariwisata yang bernaung di bawah Kementerian Pariwisata terserap dunia kerja. Tapi hanya sedikit yang bisa diserap pasar internasional. Itulah yang harus dikejar sekarang, bagaimana supaya lulusan perguruan tinggi pariwisata bisa ikut bersaing memperebutkan pasar internasional.

"Untuk pasar internasional kita baru bisa mengisi sekitar 25 persen dari pasar yang ada. Ke depan itu harus bisa ditingkatkan," sebut Arief.

Hal senada juga disampaikan Gubernur NTB Dr.H.Zulkieflimansyah. Menurutnya Poltekpar Lombok punya semua potensi untuk menjadi perguruan tinggi pariwisata terbaik. Bukan hanya di kawasan regional, tapi juga nasional bahkan dunia.

Ke depan Poltekpar Lombok bisa menjadi bagian penting dalam rangka mendukung keberhasilan pembangunan di NTB. Dengan melahirkan sumber daya manusia (SDM)  yang andal, khususnya di bidang pariwisata. Karena keberhasilan pembangunan di suatu daerah tidak hanya diukur dari aspek ekonomi semata. Tetapi juga dari aspek pembangunan manusianya.  "Keberhasilan pembangunan itu tidak hanya diukur dari pembangunan ekonomi.  Tapi juga pembangunan SDM, " jelasnya.

Dengan bekal SDM yang andal dan berkualitas maka anak-anak NTB dan Loteng khusus bakal bisa bersaing memperebutkan pasar tenaga kerja di daerah ini, bahkan pasar global.

Direktur Poltekpar Lombok, Hamsu Hanafi, menambahkan, secara umum progress pembangunan Poltekpar Lombok baru mencapai 30 persen dari masterplan yang ada dan masih akan ada pembangunan fisik lainnya dalam beberapa tahun ke depan. Namun dengan capaian yang ada, aktivitas perkuliahan sudah bisa dilaksanakan di kampus Poltekpar Lombok yang baru.

“Untuk saat yang sudah terbangun ruang perkuliahan serta rektorat ditambah beberapa fasilitas pendukung lainnya. Ke depan masih akan ada beberapa pembangunan fasilitas lainnya,” pungkas Hamsu. (Munakir/Suara NTB)
Share:

Friday 14 December 2018

Ciptakan Lingkungan Bersih, Hj. Sitti Rohmi Minta Harus Dimulai Lewat Institusi Pendidikan

Wagub NTB Hj. Sitti Rohmi Djalilah melantik pejabat fungsional lingkup Pemprov NTB di Graha Bhakti Praja Kantor Gubernur, Kamis (13/12/2018). 

Masalah lingkungan menjadi perhatian utama Wakil Gubernur (Wagub) NTB Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, MPd., untuk dituntaskan. Jika lingkungan rusak akan membuat masyarakat was-was, khususnya terhadap kemungkina datangnya bencana. Apalagi musim hujan sudah datang. Untuk itu, wagub menegaskan, jika sekolah sebagai  institusi pendidikan menjadi institusi terdepan dalam menjadikan lingkungan yang bersih dan aman dari bencana.


‘’Harapan sekolah bisa menjadi institusi pendidikan berada terdpan di dalam bagaimana kita mencintai lingkungan. Bagaimana masyarakat NTB bisa peduli pada lingkungan. Saya memandang, bahwa, sekolah menjadi fasiilitator terbaik untuk itu,’’ ujarnya saat memberikan sambutan pada pelantikan pejabat fungsional lingkup Pemprov NTB yang terdiri dari terdiri guru ahli pratama, pengawas ketenagakerjaan, polisi pamong praja, pengawas benih, audit dan perencanaan di Graha Bhakti Praja Kantor Gubernur NTB, Kamis (13/12/2018). Hadir juga dalam pelantikan ini, Sekda NTB Ir. H. Rosiady H. Sayuti, MSc., PhD., dan pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemprov NTB.

Wagub mencontohkan, sekolah bisa mengajak anak-anak mencintai lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya. Termasuk mengajak bagaimana menjadikan sampah, baik plastik, kertas dan kaleng bisa menjadi uang. Jika selama ini sampah menjadi bencana, ujarnya, tapi kalau diolah, sampah bisa menjadi berkah dengan cara memilahnya dan menjualnya di bank sampah.


Untuk itu, wagub menginginkan ke depan ada bank sampah di setiap desa atau sekolah. Menurutnya, membuat bank sampah tidak susah, asalkan ada kemauan. ‘’Kalau semua sekolah peduli dengan lingkungan, di mana anak-anak bawa sampah ke sekolah dan bisa menjadi duit. Kalau kita didik anak-anak kita, insya Allah pasti akan jalan. Misalnya, sampah organik bisa diolah menjadi pupuk. Pupuk  begitu juga dengan sampah an-organik bisa mendatangkan uang,’’ terangnya.

Menurutnya, segala sesuatu yang dimulai dari pendidikan memiliki dampak jangka panjang pada anak-anak dan lingkungan. Tapi kalau hanya program itu sifatnya sporadis atau hanya sekadarnya saja. Misalnya, Lomba Sekolah Sehat (LSS) yang digelar setiap tahun.

Wagub mengharapkan LSS tidak sampai hanya seremonial belaka. Pada saat dinilai saja sekolah dibersihkan. Padahal, kalau membersihkan sekolah menjadi prioritas sekolah akan membekas pada anak-anak dan bisa menerapkan di lingkungannya. ‘’Kadang-kadang seperti itu. Melakukan sesuatu, karena ada maunya, tapi kesadaran dari hatinya. Kalau ini diterapkan, maka akan masuk di sanubari anak-anak itu sendiri dan diterapkan di keluarga dan masyarakat,’’ ujarnya.

Selain itu, tambahnya, sekolah harus memperhatikan masalah sanitasi. Jangan sampai sekolah yang gedungnya bagus dan mewah, tapi toiletnya kotor dan jorok.  Kondisi ini setidaknya memberikan persepsi, jika pengelola sekolah belum menjadikan masalah kebersihan sekolah dan sanitasi sebagai prioritas.  Sementara di lapangan, banyak sekolah yang berdinding bedek dan hanya berlantai biasa memiliki sanitasi bagus, bersih dan harum.


Wagub melihat masalah kebersihan sekolah atau lingkungan tempat kerja bukan masalah anggaran, bukan masalah duit, tapi mindset orang yang berada di dalamnya.  Untuk itu, tambahnya, masalah kebersihan lingkungan tergantung bagaimana cara orang memahaminya, baik dari diri sendiri, lingkungan rumah hingga lingkungan tempat kerja. Untuk itu, wagub mengharapkan para guru atau pihak sekolah memberikan contoh yang baik untuk mencintai lingkungan agar tetap asri dan nyaman.

Sementara Kepala Badan kepegawaian Daerah (BKD) NTB Drs. H. Fathurrahman, M.Sc., menjelaskan, ada 70 pejabat fungsional yang dilantik. Mereka terdiri dari guru ahli pratama, pengawas ketenagakerjaan, polisi pamong praja, pengawas benih, auditor dan fungsional perencanaan.  Menurutnya, sesuai PP Nomor 11 tahun 2017, jika jabatan fungsional adalah jabatan dan sama dengan jabatan struktural, sehingga harus dilantik. (Marham)

Share:

Friday 30 November 2018

Sinergikan Dunia Usaha dan Pendidikan, Gubernur NTB Apresiasi Inisiatif Kemendagri

Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah dan pihak ITDC pose bersama usai penandatanganan MoU di Hotel Arya Duta Jakarta, Kamis (29/11/2018)

Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah menyambut baik inisiatif Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan jajaran pelaku usaha seperti PT ITDC (Indonesia Tourism Development Corporation) , PHRI (Persatuan Hotel & Restoran Indonesia) maupun ASITA (Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies yang berupaya mensinergikan dunia pendidikan dengan dunia usaha. Salah satu langkah yang dilakukan dalam sinergi antara pengampu kebijakan dengan komunitas usaha tersebut adalah kerja sama vokasi pendidikan pariwisata dan beasiswa pendidikan, yang dilaksanakan di Hotel Aryaduta Jakarta, Kamis (29/11/2018).


Khusus untuk kerja sama beasiswa ke luar negeri, Gubernur NTB memberikan apresiasi tinggi kepada  PT ITDC, yang dinilainya sebagai implementasi sinergi yang kian positif dalam pembangunan SDM di NTB.

"Hari ini saya mewakili Pemprov NTB menandatangani kerjasama bidang pendidikan dengan PT ITDC yang diwakili Direktur Utama Abdulbar M. Mansoer di Jakarta. Insya Allah ITDC bersedia membiayai 1.000 anak muda NTB untuk melanjutkan studi pascasarjana ke Cina," jelasnya.

Gubernur Zul menyatakan sudah mengkoordinasikan tindak lanjut kerja sama itu dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB untuk mempersiapkan program sebaik-baiknya. Mulai dari administrasi, mekanisme kerja sama hingga sistem seleksi para calon mahasiswa penerima beasiswa. 

 "Insya Allah dana pengembangan SDM dari PT ITDC untuk program ini sudah tersedia. Mudah-mudahan kesempatan ini bisa kita manfaatkan dengan baik dan semaksimal mungkin. Dan rencananya kita akan launching program ini pada hari ulang tahun Provinsi NTB (17 Desember 2018) mendatang," ujar Gubernur Zul.

Direktur Utama PT ITDC, Abdulbar M. Mansoer berterima kasih atas kepercayaan dan dukungan Pemprov NTB dan Pemkab Loteng selama ini, sehingga pembangunan kawasan (Kuta Mandalika) yang diampu ITDC bisa berjalan sebagaimana direncanakan.


Dirut PT ITDC secara khusus juga menyampaikan dukungan terhadap berbagai program pembangunan (SDM) dI NTB termasuk mendukung komitmen Gubernur untuk mengirim 1.000 putra-putri NTB melanjutkan studi pascasarjana ke luar negeri.

Rencana pemberian beasiswa untuk 1.000 siswa NTB merupakan program terpisah dari MoU pendidikan vokasi atau SMK Pariwisata. ITDC menyambut baik rencana Pemerintah Provinsi NTB tersebut dan akan melakukan upaya komunikasi dengan pihak AIIB untuk kemungkinan program sejenis.

"Insya Allah PT ITDC siap berkontribusi  mendukung pengiriman anak-anak NTB untuk melanjutkan studi pasca sarjananya ke luar negeri. Hal itu sesuai dengan komitmen kami untuk melakukan community development di wilayah kami melakukan usaha, salah satunya adalah peningkatan SDM warga lokal," kata Abdulbar.

Saat ini, ITDC selaku pengelola kawasan The Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah, tengah melakukan upaya pengajuan permohonan pendanaan untuk pembangunan infrastruktur kepada Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) yang berkantor pusat di Beijing, Cina. Paralel dengan tugas pengelolaan kawasan pariwisata, salah satu kewajiban perusahaan adalah melakukan community development bagi penduduk di desa penyangga di luar kawasan The Mandalika. (Marham)

Share:

Gubernur NTB dan ITDC Tandatangani MoU Pendidikan Vokasi

Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah menandatangani MoU dengan Dirut ITDC Abdulbar M. Mansoer terkait pendidikan vokasi di KEK Mandalika di Hotel Aryaduta Jakarta, Kamis (29/11/2018).

Gubernur NTB  Dr. H. Zulkieflimansyah bersama Direktur Utama (Dirut) PT. Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC)  Abdulbar M. Mansoer disaksikan Dirjen Bina Administrasi Kewilayahan Kemendagri Drs. Eko Subowo, SH, MH, menandatangani memorandum of understanding (MoU) pendidikan vokasi untuk kawasan KEK Mandalika di Hotel Aryaduta Jakarta, Kamis (29/11/2018). Penandatanganan MoU juga melibatkan pihak PHRI dan ASITA NTB.
Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan Kemendagri menginisiasi adanya kerjasama pendidikan vokasi untuk mendukung pengembangan sektor kepariwisataan di 3 destinasi utama. 


Penandatanganan MoU pendidikan vokasi untuk KEK Mandalika ini dilaksanakan bersamaan dengan penyelenggaraan Rapat  Koordinasi Gabungan Pendidikan Vokasi untuk kawasan Danau Toba, Candi Borobudur dan KEK Mandalika.

Sementara Dirjen Bina Administrasi Kewilayahan Kemendagri  Eko Subowo dalam sambutannya, menjelakan, kesepakatan bersama pendidikan vokasi kepariwisataan ini merupakan langkah maju untuk menyiapkan SDM yang berkualitas melalui pendidikan vokasi sesuai dengan tuntutan dunia usaha.

Melalui kerjasama ini diharapkan dapat menghasilkan peningkatan kompetensi lulusan SMK menjadi tenaga siap pakai yang dapat mendukung pengembangan industri pariwisata atau industri terkait lainnya di KEK Mandalika, Danau Toba dan Candi Borobudur.

Selain itu, tambahnya, pendidikan vokasi ini merupakan program prioritas nasional tahun 2018 melalui dekonsentrasi Ditjen BAK Kemendagri dengan menginisiasi kesepakatan kerjasama pemerintah daerah dengan dunia usaha dalam bidang pengembangan pendidikan vokasi. Di mana, tahapan identifikasi potensi kerja sama di 3 kawasan dengan pemerintah daerah dan pendidikan vokasi, sinkronisasi potensi kerja sama di 3 kawasan tersebut, koordinasi sektor terkait dan daerah dan terakhir kesepakatan bersama pemerintah daerah dan dunia usaha. (Marham)
Share:

Thursday 15 November 2018

Polandia Siap Tampung Mahasiswa Asal NTB di Kampus Terbaik

Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah menerima rombongan Dubes Republik Polandia di ruang kerjanya, Kamis (15/11/2018)
USAHA Pemprov NTB untuk mengirimkan putra putri daerah menempuh pendidikan di luar negeri, kian hari semakin menunjukkan hasil. Setelah bulan Oktober lalu 13 siswa diberangkatkan ke Polandia melalui program beasiswa, pada Kamis (15/11/2018) bak gayung bersambut, Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE., M.Sc menerima kunjungan Duta Besar Republik Polandia untuk Indonesia, Beata Stockzynska, di ruang kerjanya.


Kerjasama pendidikan, yang menjadi  fokus kerjasama yang telah dan akan digagas terus antara NTB- Polandia menjadi topik pertemuan Gubernur dan Dubes Polandia, yang saat itu datang bersama perwakilan tiga universitas besar di negaranya.  Kepada gubernur, Beata menyatakan, pihaknya sangat menyambut baik rencana Pemprov NTB,  untuk mengirim seribu siswa per tahun, untuk belajar ke luar negeri, melalui program beasiswa.

‘’Kami menjadikan NTB sebagai daerah prioritas penerima  beasiswa. Universitas terbaik kami di Polandia, siap menerima  siswa asal NTB. Berbagai program jurusan dapat dipilih, seperti ilmu budaya, ekonomi, keuangan, ilmu teknik informatika, teknik mesin dan kelautan,” jelasnya.

Di hadapan sejumlah rektor universitas dan sekolah tinggi di NTB yang saat itu hadir mendampingi gubernur,  Dubes Polandia saat itu juga meyakinkan bahwa, Polandia adalah negara yang nyaman sebagai tujuan belajar. Di samping itu warga negaranya juga ramah dan penuh toleransi atas perbedaan suku bangsa dan agama. Hingga saat ini, berbagai negara di Asia seperti Malaysia, Jepang, Thailand juga mempercayakan siswanya untuk menempuh pendidikan tinggi di sana.


Di samping kerjasama pendidikan, Dubes juga menyatakan, pihaknya sangat tertarik dengan segala potensi yang dimiliki NTB, serta kesiapannya membuka peluang kerjasama. Bukan hanya di bidang pendidikan (peningkatan SDM saja), tapi juga berharap kerjasama bisa diperluas di berbagai sektor seperti investasi dan bisnis.

Menyambut baik, gubernur meyakinkan kepada Dubes, bahwa putra putri  NTB yang dikirimkan adalah bukan murid biasa melainkan murid spesial, yang ia yakin, mampu dan pasti akan jadi pemimpin Indonesia di masa depan.

Gubernur juga menjelaskan, mengapa pihaknya memilih Polandia karena negara itu siap dan memiliki program kuliah gratis untuk tingkat S2. Di samping biaya hidup di Polandia yang terbilang cukup terjangkau. ‘’Polandia juga terletak di jantung Eropa, maka bersekolah di sana, akan memperluas cakrawala terhadap beberapa negara besar di eropa sekaligus,’’ terangnya.


Sementara untuk teknis penyaringan awardee, gubernur menyerahkan sepenuhnya kepada masing-masing kampus. Silakan kampus yang memutuskan, siapa yang akan dikirim. Nanti bersama tim seleksi dari provinsi kita akan persiapkan dan pastikan bahwa yang dikirim merupakan siswa terbaik.
‘’Setiap kampus diberi jatah 10-20 siswa penerima beasiswa. Bagian saya adalah membantu “student prepare english” , supaya dapat memenuhi  persyaratan.  Kita akan beri pelatihan bahasa. Saya juga berharap, sesegera mungkin bisa disusun draf kerjasama antara universitas kita di NTB, dengan kampus di Polandia. Sehingga target kita untuk mengirim sebanyak mungkin siswa, guru maupun dosen ke luar negeri,  melalui program S2 maupun doktor, bisa segera tercapai. (Humas NTB)

Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive